kabarkita.id Indramayu – Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah (Bappeda-Litbang) Kabupaten Indramayu menggelar Focus Grup Discussion (FGD) dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Indramayu Tahun 2025-2045, bertempat di Aula Nyi Endang Dharma Ayu Universitas Wiralodra, Senin (30/10/2023).

Mengusung tema strategi mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis pertanian di Kabupaten Indramayu, kegiatan FGD turut dihadiri kepala perangkat daerah dan camat se-Kabupaten Indramayu serta stakeholder lainnya.

Kepala Bappeda-Litbang Kabupaten Indramayu, Iin Indrayati memaparkan, RPJPD merupakan dokumen perencanaan makro yang berisi visi, misi dan arah pembangunan suatu daerah dalam jangka waktu 20 tahun, yang mana RPJPD tersebut bukan hanya sekadar dokumen secara fisik melainkan simbol komitmen dan cita-cita Kabupaten Indramayu.

Lanjut Iin, tujuan digelarnya FGD tersebut sebagai sarana untuk menyamakan cara pandang, pola pikir mengenai RPJPD serta untuk menyamakan komitmen dan gerak langkah dalam penyusunan RPJPD Kabupaten Indramayu Tahun 2025-2045.

“Melalui diskusi publik ini kita bersama satukan cara pandang dan pemikiran guna mewujudkan pembangunan Indramayu di segala sektor sehingga mampu menghadapi tantangan dan mampu memanfaatkan peluang di masa mendatang, seperti perubahan iklim serta pengembangan wilayah berbasis kawasan misalnya Kawasan Rebana yang mencakup 7 daerah salahsatunya Kabupaten Indramayu,” ungkapnya.

Dengan demikian, diperlukan perencanaan yang tepat dan melibatkan semua stakeholder guna menghasilkan strategi menghadapi tantangan dan perubahan tersebut. Terlebih saat ini sektor pertanian di Kabupaten Indramayu terus meningkat, terbukti Kabupaten Indramayu dapat menjadi Lumbung Pangan Nasional yang mana potensi serupa harus dapat terus dioptimalkan guna kemajuan daerah.

Sementara itu, Ketua Program Studi Magister Ekonomi Pertanian Unpad, Iwan Setiawan yang menjadi narasumber dalam kegiatan FGD mengatakan, sejatinya setiap belahan benua memiliki “Specialty Commodities” yang mana hal tersebut dapat menjadi ciri khas serta nilai tambah bagi suatu wilayah untuk dapat bersaing dengan daerah lain sehingga hal tersebut dapat sebuah investasi jangka Panjang yang menguntungkan.

Lanjut Iwan dalam paparannya yang berjudul strategi mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis pertanian di Kabupaten Indramayu menyampaikan, Kabupaten Indramayu memiliki hasil produksi pertanian yang beragam selain padi (beras) dan mangga. Hal tersebutlah merupakan sebuah “Specialty Commodities” di Kabupaten Indramayu yang mana beragam produk tersebut dapat memiliki daya saing dan daya Tarik tersendiri untuk berkompetisi dengan produk dari daerah lain.

Oleh karena itu, Iwan mengatakan, diperlukan adanya inovasi dalam produksi pangan lokal baik itu di sisi produksi, produk, pasar, distribusi, hingga literasi sehingga optimalisasi produksi pangan lokal dapat tercapai serta meningkatnya nilai tambah, daya tarik, terakses dan terliterasi kepada setiap generasi.

“Indramayu ini memiliki potensi yang luar biasa dari sektor pertanian, oleh karena itu diperlukan kerja bersama dalam mengoptimalisasi dan menggali potensi lokal tersebut melalui inovasi sehingga dapat meningkatkan daya saing dengan daerah lain,” terangnya.

Kegiatan FGD kemudian dilanjutkan dengan diskusi antara audiens dengan narasumber yang dimoderatori Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Setda Kabupaten Indramayu, Ahmad Budiharto. (FKR/MTQ—Diskominfo Indramayu)**(AH)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *