Kabarkita.id Indramayu – Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menerima kunjungan beberapa delegasi Jepang yakni perwakilan dari Seibu Driving School, Inter Art Committees (IAC) Japan, Ecology Promotion Business Cooperative Association, dan Ekajaya Berrindo Chapter Jepang di Kantor BNSP, Rabu (24/01/24).
Kunjungan delegasi tersebut diterima secara langsung Ketua BNSP, Syamsi Hari, didampingi tiga anggota Komisioner BNSP Adi Machfudz Wuhadji, M. Nur Hayid, dan Amilin yang merupakan Putra Indramayu asal Haurgeulis.
Amilin mengungkapkan, pertemuan tersebut digelar guna membahas peluang pemenuhan tenaga kerja pengemudi profesional kompeten tersertifikasi dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar kerja, khususnya pada industri logistik Jepang.
Lebih jauh dijelaskan Amilin, berdasarkan informasi yang diperoleh dari pertemuan sebelumnya bersama dengan Ministry of Health, Labour, and Welfare (MHLW) Jepang pada Senin (04/12/23) lalu, kerjasama antara Indonesia dengan Jepang untuk pemenuhan tenaga kerja profesional telah berlangsung sejak tahun 2005.
Hasil kerjasama tersebut telah melahirkan banyak tenaga kerja Indonesia yang kompeten, serta mampu berkontribusi di berbagai industri perusahaan Jepang.
“Berdasarkan data yang dirilis oleh Indonesian Mold & Dies Industry Association (IMDIA), ada 126 jenis uji keahlian yang sesuai dengan kebutuhan industri Jepang. Dari jumlah tersebut, 41 jenis keahlian dianggap relevan dengan kondisi SDM Indonesia. Saat ini, sudah terdapat 8 jenis keahlian yang telah dilakukan transfer of skill oleh tenaga kerja Indonesia,” ujar Amilin.
Menurut data Departemen Editorial Zenrin Datacom Layanan Logistik Jepang, per 12 Juli 2023, saat ini Jepang memiliki jumlah pengemudi di industri logistik sekitar 840.000 orang. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan belanja online meningkat sehingga jumlah pengemudi yang ada belum dapat mencukupi permintaan tersebut.
Diperkirakan, masih dibutuhkan sekitar 20.000 pengemudi untuk memenuhi kebutuhan industri logistik Jepang. Banyaknya kebutuhan tenaga kerja pengemudi professional tersebut, mendorong agar pihak-pihak terkait di tanah air untuk segera menyusun identifikasi levelling pengemudi yang ada di Indonesia sehingga bisa memanfaatkan peluang tersebut.
“Kebutuhan pengemudi professional yang banyak di industry logistik Jepang ini merupakan peluang yang bagus, kita harus berupaya maksimal memanfaatkan peluang tersebut dengan menyiapkan SDM yang kompeten serta sesuai standar yang diperlukan oleh industry Jepang,” tegas Amilin.
Sementara itu, Direktur Inter Art Committes (IAC) Japan, Tadashi Ando menyatakan, berdasarkan Laporan Komite Markas Besar Railway Freight Association Jepang, Asosiasi Pengangkutan Kereta Api Jepang memprediksi bahwa pada tahun 2028 Jepang akan kekurangan jumlah pengemudi mencapai 278.000 orang.
“Kebutuhan akan tenaga pengemudi professional ini sudah diprediksi oleh beberapa asosiasi salah satunya disampaikan pada Laporan Komite Markas Besar Railway Freight Association Jepang. Bahkan All Japan Trucking Association Japan Trucking Industry menyatakan, bila permasalahan ini tidak ditangani dengan baik, ke depan diperkirakan akan menjadi lebih serius,” pungkas Tadashi.
Selain diikuti BNSP, pertemuan tersebut turut dihadiri perwakilan dari Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan (PPSDMAP) Kementerian Perhubungan, Asosiasi Pelatihan Mengemudi Indonesia (APMI), Ekajaya Berrindo Indonesia, Perkumpulan Instruktur Penguji dan Pengemudi Indonesia (PIP21), LSP Pengemudi Transportasi Indonesia, Seftama Safety Consultant, Anpresso – Safety Riding Institute, dan PT Seftama Safety Consultant.
(Diskominfo Indramayu)**(AH)